NEWS UPDATE
Jum'at 03 Agustus 2018 | 08:00 WIB
Mengenal Para Pembunuh Sadis di Jalan Raya


Kecelakaan lalu lintas masih menjadi musibah penyebab kematian terbesar di Indonesia. Peristiwa ini bahkan memakan lebih banyak korban daripada bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Tercatat pada tahun 2015 dan 2016 lalu, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas mencapai angka lebih dari 100 ribu jiwa. Meski jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 6% pada tahun 2017, bukan berarti kita bisa tenang-tenang saja, mengingat maut masih mengancam para pengguna jalan raya.

Berdasarkan keterangan Kapolri Tito Karnavian pada konpers catatan akhir tahun kepolisian 2017, ada 3 faktor utama pemicu kecelakaan lalu lintas pencabut nyawa manusia. Ketiga faktor itulah yang dalam artikel ini kemudian disebut para pembunuh sadis di jalan raya.

 

Kelalaian Manusia


sumber : viva.co.id

 

Subjek sekaligus pemicu kematian tertinggi di ranah lalu lintas adalah kelalaian manusia. Bukan hanya di Indonesia, kelalaian pengemudi merupakan faktor utama penyebab lakalantas terbanyak di dunia. Banyak pengemudi yang sembrono dan tidak fokus dalam menyetir. Terbukti dari tumpukan berkas tilang di kepolisian hasil kelakuan ceroboh para sopir.

Tidak mematuhi rambu lalu lintas, seperti menerobos lampu merah, sudah menjadi pemandangan umum, bahkan lumrah dan dimaklumi. Pemandangan lain seperti mengebut dan ugal-ugalan tanpa mengindahkan marka jalan, juga sering kita saksikan setiap hari. Ini belum termasuk perilaku-perilaku membahayakan lain, misalnya menggunakan ponsel saat menyetir, makan dan minum, balap liar, mengemudi sambil mabuk, sampai mengantuk.

Setidaknya sepertiga dari jumlah dalang kecelakaan di Indonesia adalah mereka yang berusia antara 15 sampai 24 tahun. Tidak mengejutkan, mengingat emosi seseorang pada rentang usia tersebut masihlah labil. Tampaknya regulasi soal kepemilikan SIM pengemudi kendaraan masih belum berpengaruh signifikan terhadap fenomena ini. Kecuali jika pihak kepolisian memberlakukan ujian permohonan SIM secara lebih ketat. Salah satunya dengan tes psikologis, seperti yang sempat diuji coba oleh Satlantas Polda Metro Jaya.

 

Kendaraan Bermasalah


sumber : beritagar.id

 

Masalah pada kendaraan juga seringkali menyebabkan kecelakaan yang memakan korban jiwa. Bahkan masalah ini menjadi pemicu kecelakaan terbanyak kedua. Meski memang pengemudi menjadi faktor terbesar, kondisi kendaraan yang tidak standar akan memengaruhi ketangkasan pengendaranya.

Berbagai masalah kendaraan, seperti rem blong, tidak berfungsinya lampu sein, lampu utama, bahkan klakson, bisa menjadi sumber kekacauan dalam berkendara. Dealer otomotif dan pihak kepolisian tidak henti-hentinya memperingatkan agar pemilik kendaraan selalu mengecek kondisi tunggangannya secara berkala. Selain untuk menjaga performa mesin, pada dasarnya tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah demi memastikan keamanan pengemudinya.

Untuk mencegah kerugian yang timbul akibat kecelakaan, mengasuransikan kendaraan bermotor juga direkomendasikan. Terlebih saat ini ada ACA, dengan berbagai layanan asuransi yang menguntungkan. Khusus untuk kendaraan bermotor, ACA menyediakan Asuransi Comprehensive dan Otomate. Keduanya membantu menutup kerugian akibat kecelakaan, baik itu perbaikan kerusakan kendaraan maupun penggantian. 

 

Kondisi Cuaca dan Infrastruktur


sumber : schneider-electric.co.id

 

Selain kedua penyebab kecelakaan di atas, insiden tragis di jalan raya juga bisa terjadi akibat pengaruh cuaca dan kondisi infrastruktur. Cuaca buruk, seperti hujan deras menyebabkan jalanan licin dan meningkatkan risiko tergelincir karena sopir tidak mampu mengendalikan kendaraan. Seperti halnya kondisi berkabut, hujan deras juga berpotensi untuk memperpendek jarak pandang pengemudi.

Minimnya infrastruktur di jalan raya juga memiliki pengaruh besar. Aspal jalan yang bergelombang atau berlubang akan membuat laju kendaraan tidak stabil sehingga sulit dikontrol. Beberapa kondisi lain, seperti matinya lampu jalan, tidak terpasangnya rambu lalu lintas, ketiadaan penanda jalur dan pembatas jalan, bisa pula berakibat fatal pada keselamatan pengguna jalan.

 

(ovn)