BERITA
Jum'at 01 Desember 2023 | 09:00 WIB
Wolbachia Si Pembasmi Demam Berdarah


Memasuki pergantian musim ke penghujan, salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Demam Berdarah. Salah satu tindakan yang pencegahan yang paling muthakir, Kementerian Kesehatan berencana mengimplementasikan metode baru penanggulangan demam berdarah, melalui nyamuk Wolbachia. Hal ini dikatakan Dokter Hendra Budiman sebagai nara sumber dari Asuransi Central Asia (ACA) dalam seminar kesehatan yang bertajuk “Sekolah Sehat, Anak Didik Sehat”, Rabu 29 Nopember 2023 lalu.

ACA bekerjasama dengan Kidzania Jakarta, menyelenggarakan seminar kesehatan dengan mengundang kurang lebih 100 guru sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan dan mengkampanyekan sekolah sehat agar para murid sekolah senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat. Dokter Hendra juga memaparkan materi dua jenis penyakit yang penyebarannya kemungkinan akan meluas di akhir 2023 hingga awal tahun 2024 yaitu Demam Berdarah dan Tuberculosis (TBC). “Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan literasi anak sejak dini dan sudah menjadi kewajiban kami sebagai perusahaan asuransi melakukan penetrasi pemahaman akan asuransi kepada masyarakat umum” kata Sugiarto, Kepala Divisi Media & Marketing Communication ACA.

Dalam kesempatan ini, hadir juga sebagai pembicara Brikson Pronatal, Kepala Departemen Asuransi Mikro ACA. “Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai penyebarannya di musim penghujan seperti sekarang, untuk itu perlu ada proteksi asuransi bagi masyarakat guna meringankan beban keuangan ketika harus dirawat akibat Demam Berdarah,” katanya. Para peserta seminar yang hadir mendapatkan proteksi Asuransi Demam Berdarah dari ACA secara cuma-cuma yang akan memberikan santunan sebesar 1 juta Rupiah apabila tertanggung terdiagnosa Demam Berdarah.

Demam Berdarah merupakan salah satu isu kesehatan krusial. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insiden Demam Berdarah di Indonesia terus meningkat. Di 2021 jumlah kasus lebih dari 73.000 dengan 700 kematian. Setahun kemudian meningkat jadi 130.000 kasus dengan lebih dari 1000 kematian. WHO melabeli demam berdarah sebagai penyakit kritis dengan peningkatan 30 kali lipat dalam 50 tahun terakhir.

Nyamuk Wolbachia pada dasarnya adalah nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Demam Berdarah Dengue yang di dalamnya dimasukkan bakteri Wolbachia. Bakteri ini melemahkan virus dengue yang bersemayam dalam tubuh nyamuk dan menurunkan infektivitasnya. Dengan cara ini diharapkan kasus Demam Berdarah akan menurun.

Uji model ini telah dilakukan di sejumlah negara. Di Indonesia, uji coba dilakukan tahun 2018, hasilnya menunjukkan kasus Demam Berdarah menurun 77 persen dan jumlah perawatan rumah sakit berkurang 86 persen.

Metode pencegahan konvensional juga harus tetap dilakukan secara rutin dengan fokus mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti lewat pengelolaan lingkungan, pengunaan bahan kimia, dan tindakan perlindungan diri terhadap nyamuk tersebut. Masyarakat dianjurkan membersihkan sarang nyamuk, menggunakan krim anti nyamuk, dan memproteksi diri dengan kelambu.