Ada berbagai alasan mengapa orang tua ingin mendesain kamar anak yang “bebas gender”, misalnya untuk menghindari desain stereotip serba biru dan merah muda. Ada juga alasan praktis seperti ingin memudahkan desain ulang saat kamar berganti pemilik. Apapun alasannya, menata kamar yang cocok untuk semua gender bisa jadi sulit, karena Anda harus menghindari stereotip desain yang sudah umum.
Ingin membuat kamar anak yang netral tetapi tetap menarik? Berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti.
Jangan takut bermain dengan warna
sumber : furnitureinhome.com
Mengapa terpaku pada biru tua, merah muda, atau ungu muda untuk kamar anak? Ada banyak variasi warna di luar sana, dan Anda bisa berkreasi dengan memadukan mereka. Warna seperti jingga, biru muda, merah, hijau jeruk nipis, atau kuning bisa menjadi pilihan. Anda bisa memadukan beberapa warna sekaligus untuk mendapat efek ceria.
Untuk memudahkan dekorasi, gunakan warna netral seperti cokelat muda, putih, atau abu-abu sebagai dasar, misalnya untuk langit-langit, tembok, atau lantai. Anda kemudian bisa berkreasi dengan warna saat menambah dekorasi atau perabot.
Ciptakan “tema” sebelum mendesain
sumber : blogmedia.web.id
Membuat tema adalah cara mudah untuk menentukan pilihan warna kamar tidur. Anda bisa menyesuaikannya dengan selera anak, atau mengambil konsep tertentu. Misalnya, tema pantai bisa menggunakan warna biru air, kuning, dan putih. Tema “buah sitrus” bisa mencakup warna seperti hijau tua, hijau muda, jingga, kuning, dan putih.
Anda juga bisa menciptakan tema dari mimpi atau kegemaran anak. Misalnya, jika si anak terobsesi ingin melancong atau bertualang, ciptakan kamar bertema “dunia”, misalnya dengan dekorasi berupa peta, bangunan ikonis dunia, serta bentuk-bentuk objek seperti kamera dan ransel.
Bermain dengan corak geometris
sumber : dekoruma.com
Corak geometris adalah pilihan aman untuk kamar anak lelaki maupun perempuan. Anda bisa bermain dengan pola seperti garis-garis, zigzag, kotak-kotak, atau bahkan pola yang berkarakteristik abstrak. Agar tidak terlalu memusingkan, Anda bisa meletakkan corak ini sebagai aksen, misalnya pada penutup tempat tidur, tirai, bantal, dan karpet.
Ajak anak memberi sentuhan unik
sumber : cantik.tempo.co
Jika anak Anda sudah cukup besar, ajak mereka untuk memberi sentuhan unik pada kamar. Misalnya, ajak mereka membuat atau mencari pola untuk dijadikan dekorasi dinding. Jika mereka bisa menggambar atau membuat prakarya, gunakan karya mereka untuk membuat kamar semakin unik. Selain memberi sentuhan pribadi, hal ini bisa membuat anak merasa bahwa kamar mereka “istimewa”.
Pusatkan dekorasi pada objek-objek kecil
sumber : eka-firstclassproperty.blogspot.com
Jika Anda ingin membuat desain kamar yang “aman”, fokuskan aspek dekorasi pada objek-objek yang kecil atau mudah diganti. Pilih lemari, meja, atau tempat tidur dengan model sederhana yang bisa digunakan hingga si anak dewasa. Sebagai gantinya, pusatkan dekorasi atau pola pada permukaan kain (selimut, bantal, karpet, tirai), atau benda-benda yang mudah dipindahkan seperti lampu meja, bangku, rak dinding, dan tempat sampah.
Pertimbangkan area fungsional
sumber : ipomu.info
Ketika mendekorasi kamar anak, jangan lupakan pembagian area fungsional di dalamnya. Anak yang semakin dewasa membutuhkan area-area khusus seperti tempat belajar, istirahat, menyimpan barang, serta mengerjakan hobi di dalam kamarnya. Bahkan kamar yang sempit juga harus memiliki pembagian jelas antara tempat belajar, tidur, dan penyimpanan barang. Jika perlu, ajak anak untuk mempertimbangkan penempatan tempat tidur, lemari, meja, dan kursi saat merancang kamar.
Kamar yang cocok untuk semua gender tidak hanya bebas stereotip, tetapi juga fleksibel. Anda bisa merombaknya ketika si anak semakin dewasa atau saat ada anak lain yang akan menempatinya. Lindungi kamar anak beserta ruangan lain di rumah dengan asuransi bermutu, seperti ASRI dari ACA.
(pui)